Sabtu, 11 Juni 2016




LAPORAN
MK. SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN GUNUNGKIDUL - DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


                                                                     

Disusun Oleh :
1.     Filza Ardi Hapsoro - 610014031
2.     Irenius Like Soa - 610014020
3.     Liska Wahyuni – 610014031
4.     Gregorius Nampung - 610014041
5.     Wahyu Kusuma Wardoyo - 610014057
6.     Maria Melania Ladja Wea - 610014090
7.      Maria Adelfina Nonce Mau – 610014094



TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
TAHUN 2016
Kata Pengantar
            Segala puji dan syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas Sistem Informasi Perencanaan ini, yang merupakan salah satu syarat guna mendapatkan nilai. Dalam kesempatan ini tak lupa juga penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pembiming Ibu Lulu Mari Fitria, S.T yang telah membimbing dan membantu dalam pembuatan tugas ini hingga selesai.
            Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga kedepannya penyusun dapat memperbaiki kesalahan pada tugas – tugas selanjutnya.                                                                                    
Semoga tugas ini bermafaat untuk para pembaca khususnya Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota.

 







Penyusun









BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Kecamatan Ngawen merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Gunungkidul. Kecamatan Ngawen terkenal dengan zona Perbukitan Batur Agung, sehingga wilayahnya berbukit-bukit dan terdapat sungai diatas permukaan tanah. Kecamatan Ngawen memiliki ketinggian < 200 m dan kelerengan < 8% sampai datar (0 – 2%). Arah pengembangan wilayah ini adalah bidang pertanian serta sebagai konservasi  sumberdaya air. Namun, pemanfaatan lahan yang terdapat di Kecamatan Ngawen belum dapat dilakukan secara optimal karena kemampuan daya dukung sumber daya manusia yang masih sangat terbatas, masih banyak terdapat lahan tidur yang tidak dimanfaatkan oleh penduduk.
Potensi Kecamatan Ngawen sangat tinggi dalam bidang produksi yaitu produksi hasil sawah, ladang/tegalan maupun hasil budidaya penduduk yang kebanyakan menanam pohon jati di pekarangan sekitar rumah. Hal tersebut merupakan salah satu potensi ekonomi yang dimiliki oleh penduduk Kecamatan Ngawen. Potensi lainnya yaitu potensi pariwisata di Perbukitan Batur Agung yang apabila dikelola dengan baik akan menambah pemasukan daerah. Pada Zona Perbukitan Batur Agung telah dimanfaatkan sebagai sumber irigasi untuk mengairi sawah milik penduduk. Setiap wilayah mempunyai sumberdaya yang berbeda-beda, baik sumberdaya alam, buatan, dan sumberdaya manusianya. Perbedaan dalam hal sumberdaya, dan kebutuhan dalam pencapaian tujuan daerah akan menimbulkan perbedaan dalam hal kebijakan yang akan dijalankan. Untuk itu, perlu dilakukan analisis dan evaluasi potensi dan pemanfaatan sumberdaya yang ada di wilayah tersebut.
Analisis kesesuaian lahan di di Kecamatan Ngawen digunakan untuk mengetahui daerah mana saja yang sesuai untuk peruntukkannya dan tidak, menggunakan overlay peta jenis tanah, curah hujan, kelerengan, dan penggunaan lahan dengan aplikasi GIS.

1.2         Tujuan :
a.    Identifikasi kesesuaian lahan di Kecamatan Ngawen
b.    Evaluasi kesesuaian lahan di Kecamatan Ngawen.

1.3         Metode Pengumpulan Data
Dalam proses penyusunan laporan ini penyusun menggunakan metode sekunder yang diperoleh dari internet dan BPS Gunung Kidul.





BAB II
GAMBARAN UMUM KECAMATAN NGAWEN

2.1       LETAK GEOGRAFIS
Kecamatan Ngawen terletak pada posisi astronomi antara 7o,47’00 - 7o,53’120 LS dan 110o,39’10 - 110o,44’30 BT. Luas wilayah kecamatan Ngawen sebesar 46,59 km2, atau 3,14% dari seluruh wilayah daratan Kabupaten Gunung Kidul. Secara geografis kecamatan Ngawen berada disebelah utara Kabupaten Gunung Kidul, kerang lebih 25 km dari kota Wonosari. Wilayah daratan kecamatan Ngawen dikelilingi oleh wilayah administrasi kabupaten Klaten disisi utara, kemudian kecamatan Semin disisi timur. Sedangkan wilayah selatan berbatasan dengan kecamatan Karangmojo dan Semin. Wilayah barat berbatasan dengan kecamatan Nglipar dan Gedangsari.

Peta 2.1 Administrasi


Kecamatan Ngawen terkenal dengan zona Perbukitan Batur Angung, sehingga wilayahnya berbukit-bukit dan terdapat sungai diatas permukaan tanah. Kecamatan Ngawen memiliki ketinggian < 200 m dan kelerengan < 8% sampai datar (0 – 2%). Arah pengembangan wilayah ini adalah bidang pertanian serta sebagai konservasi  sumberdaya air. Sebagian besar penduduk Kecamatan Ngawen adalah petani. Luas lahan pertanian di Kecamatan Ngawen meliputi 4.152,1 ha atau sekitar 62% dari seluruh luas Kecamatan Ngawen. Petani di Kecamatan Ngawen memanfaatkan lahan sebagai sawah tadah hujan, dan tegalan yang ditanami jagung. Pada kecamatan Ngawen sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai kawasan budidaya yaitu hutan produksi.
Kecamatan Ngawen terbagi menjadi 6 desa. Desa yang terluas yaitu Desa Beji dengan luas 8,84 km2 atau mencakup 18,97 persen dari luas wilayah Kecamatan Ngawen. Desa terluas kedua adalah Desa Kampung dengan luas 8,82 km2. Sedangkan desa dengan luas wilayah terkecil yaitu Desa Tancep yang hanya mencakup 10,80 persen dari luas wilayah Kecamatan Ngawen. Sedangkan desa Tancep terletak di bagian utara kecamatan Ngawen yang berbatasan dengan Kecamatan Bayat di bagian barat sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten PropinsiJawa Tengah.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Ngawen

Desa
Luas Desa km2
% Luas Desa
1
Watusigar
7.01
15,05
2
Beji
8,84
18,97
3
Kampung
8,82
18,93
4
Jurangjero
8,14
17,47
5
Sambirejo
8,75
18,78
6
Tancep
5,03
10,80

Total
46,59
100,00
Sumber : Kantor Kecamatan Ngawen






























BAB II
PEMBAHASAN
 Berikut ini merupakan input peta untuk menghasilkan peta kesesuaian lahan :

1.    Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Ngawen

Dari peta kelerengan Kecamatan Ngawen diatas beberapa wilayah Kecamatan Ngawen dibag atas beberapa tingkat kelerengan diantaranya kelerengan 0 – 2 % hampir berada disetiap wilayah Kecamatan Ngawen (Desa Watusigar, Kampung, Beji, Sambirejo). Tingkat kelerengan 2 – 8 % terdapat di Desa Sambirejo dan Tancep namun hanya sebagian kecilnya saja. Tingkat kelerengan 8 – 15 % terdapat di Desa Watusigar. Tingkat Kelerengan 15 – 25 % terdapat di Desa Sambirejo, Tancep, dan Jurangjero. Tingkat kelerengan 25 – 40 % terdapat di Desa Jurangjero dan Tancep. Dan tingkat kelerengan yang paling curam yaitu >40% terdapat di Desa Jurangjero. Pada kelerengan yang >40%, darah tersebut merupakan kawasan lindung yang tidak diperbolehkan adanya kegiatan manusia lainnya.
Skor Kelerengan
No
Kelas
Lereng (%)
Deskripsi
Skor
1
I
0-2
Datar
20
2
II
2-15
Landai
40
3
III
15-25
Agak curam
60
4
IV
25-45
Curam
80
5
V
>45
Sangat curam
100
Sumber :SK Menteri Kehutanan No. 837/UM/II/1980 dan No.  683/KPTS/UM/1981
2.    Peta Jenis Tanah







Berdasarkan Peta Jenis Tanah Kecamatan Ngawen diatas terdapat empat jenis tanah diantaranya Latosol, Litosol, Rendzina, dan Mediteran merah dan Rendzina.
 Tabel Kelas Tanah Menurut Kepekaan Erosi dan Nilai Skor
No

Kelas
Jenis Tanah
Deskripsi
Skor
1.

I
Alluvial, Tanah Gley, Planosol, Hidromorf, kelabu, Laterit Air Tanah
Tidak peka
15
2.

II
Latosol
Kurang peka
30
3.

III
BrownForest, Nonn Caltic Brown, Mediterania
Peka
45
4.

IV
Andesol, Lateric, Grumosol, Podsol, podsotic
Peka
60
5.

V
Rebosol, Litosol, Organosol, Renzina
Sangat peka
75
Sumber :SK Menteri Kehutanan No. 837/UM/II/1980 dan No.  683/KPTS/UM/1981   
3.    Peta Curah Hujan


Berdasarkan peta curah hujan diatas, curah hujan di Kecamatan Ngawen tergolong curah hujan sedang.
No
Interval (mm/tahun)
Deskripsi
Skor
1
0-2000
Sangat rendah
10
2
2000-2500
Rendah
20
3
2500-3000
Sedang
30
4
3000-3500
Tinggi
40
5
>3500
Sangat tinggi
50
Sumber : SK Menteri Kehutanan No. 837/UM/II/1980 dan No.  683/KPTS/UM/1981  
4.    Peta Penggunaan Lahan

Secara umum evaluasi kesesuaian lahan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan permukiman di Kabupaten Magelang khususnya untuk peruntukan kawasan permukiman. Evaluasi kesesuaian lahan permukiman didasarkan atas 4 (empat) parameter yaitu intensitas curah hujan, kelerengan, jenis tanah dan pengunaan lahan. Berikut hasil dan pembahasannya.
Kesesuaian Lahan di Kecamatan Ngawen
Langkah awal dalam evaluasi ini adalah melakukan pemetaan kesesuaian lahan Kecamatan Ngawen. Peta kesesuaian lahan ini diperoleh dari hasil overlay peta curah hujan, kelerengan jenis tanah, dan penggunaan lahan. Dari hasil analisis ini diperoleh tiga kelas kesesuaian lahan yaitu kawasan budidaya, kawasan penyangga dan kawasan lindung. 


Dari hasil peta diatas, dapat diketahui bahwa persebaran kawasan budidaya yaitu kawasan yang diperbolehkan untuk kegiatan dan aktivitas terbangun terutama permukiman menyebar di Desa Watusigar, Beji, Kampung, Tancep dan Sambirejo. Pola persebarannya berada pada satu kesatuan. Hal ini menunjukkan bahwa dari kelas keleregan, jenis tanah dan curah hujan hanya wilayah tengah Kecamatan Ngawen yang sesuai. Selanjutnya ke wilayah pinggiran mendekati kawasan kelerengan yang tinggi yaitu Desa Jurangjero merupakan kawasan lindung.





3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. erima kasih kak sudah post tentang kecamatan ngawen,
    oiya mohon maaf apakah saya bisa kontak untuk dihubungi untuk bertanya dan belajar ?

    BalasHapus
  3. mohon info, dimana dapat data jenis tanah, curah hujan utk skala kecamatan di Gunungkidul?

    BalasHapus